Seri Mythbusters: Manusia Berpikir Rasional

rational

Judul asli: Mythbusters Series: People Are Rational

Penulis asli: Dustin Hunter

Diterjemahkan dan disarikan oleh Mirna Oktaviani

 
Sebenarnya tidak ada yang namanya individu yang murni rasional atau logis. Secara umum, manusia tidak rasional dan sebagian besar merupakan seorang pengambil keputusan yang tidak konsisten. Apabila kita melihat sistem lotre di Amerika Serikat, para ekonom menyebut lotre sebagai sebuah ‘pajak kebodohan’; poin buktinya, lotre menghasilkan pemasukan tahunan sekitar 68 milyar dollar AS di tahun 2013. John Oliver pada acara “Last Week Tonight” di HBO menyampaikan bahwa orang Amerika menghabiskan uang untuk membeli lotre: “Angka tersebut menunjukkan bahwa orang Amerika pada tahun lalu menghabiskan lebih banyak uang untuk lotre dibandingkan dengan gabungan dari membeli tiket bioskop, musik, porno, NFL, baseball Major League, dan permainan video. Hal ini berarti pada dasarnya orang Amerika menghabiskan lebih banyak uang untuk lotre daripada untuk (negara) Amerika.”

Setiap orang percaya bahwa mereka dapat mengalahkan kemungkinan (sekecil apapun). Mereka percaya jika mereka memutuskan untuk ikut bermain, kemungkinan akan berpihak pada mereka hanya karena mereka berpartisipasi dalam permainan. Sebenarnya, studi menunjukkan bahwa setiap orang percaya bahwa ia berada di atas rata-rata pada hampir semua hal (bukan hanya dalam menebak lotre). Diantaranya termasuk kecerdasan, keterampilan mengemudi, dan kemampuan seksual. Bias yang dipelajari dengan baik ini disebut illusory superiority, atau efek di atas rata-rata. Dan Anda tidak harus menjadi seorang psikolog Industri & Organisasi untuk mengetahui bahwa tidak semua orang berada di sisi kanan dari distribusi normal.

Contoh lain misalnya, mengirim pesan di ponsel saat mengemudi saat ini merupakan epidemi yang mengganggu di jalan raya. Sebuah studi yang dipublikasikan oleh psikolog University of Utah menunjukkan bahwa hanya sekitar 2,5% dari populasi, yang dijuluki ‘supertaskers‘, yang bisa cukup baik berbicara di telepon sambil mengemudi dengan aman, apalagi (lebih sedikit lagi) yang mampu mengirim pesan di ponsel sambil mengemudi. Lalu mengapa kebanyakan orang tidak bisa berhenti menatap ponsel pada waktu yang paling tidak tepat untuk melakukan hal tersebut?

Seiring dengan bias natural kita, evolusi bekerja keras melawan pengambilan keputusan rasional. Ketika seseorang mendengar bunyi ‘ding-ding’ yang menghasilkan endorfin dari pesan teks atau email, tombol biologis yang terprogram diaktifkan. Pada awal sejarah manusia, tombol ini bertujuan agar kita bisa dengan cepat mengidentifikasi apakah orang yang menepuk bahu Anda dari belakang (bentuk pesan teks di zaman purba) adalah teman atau musuh. Atensi seseorang terhadap tepukan tersebut bisa berujung pada ucapan salam ataupun pemenggalan kepala. Pesan teks merupakan pemicu yang serupa yang menuntut otak Anda untuk merespon agar bisa menentukan intensi (dari pesan teks tersebut), sekalipun jika itu berarti (sambil) mengemudikan mobil Anda di jalan raya.

Ketika membicarakan pengambilan risiko, baik dengan keuangan atau keselamatan, manusia sangat buruk dalam melihat gambaran besar. Manusia purba hanya harus membuat keputusan yang sangat jangka pendek yang bertujuan untuk memaksimalkan kebutuhan langsung untuk bertahan hidup (pada dasarnya makanan dan seks) karena rentang umur hidup hanya beberapa dekade. Jadi dalam era ini, pengambilan risiko dihitung berdasarkan kemungkinan untuk menghindari hasil yang merugikan, seperti kelaparan atau pemangsa. Hari ini, kita tidak memiliki banyak konsekuensi langsung terhadap tindakan kita, tetapi penjumlahan dari keputusan-keputusan jangka pendek kita akan menentukan keberhasilan jangka panjang kita.

Mudah-mudahan Anda sekarang lebih menyadari kesalahan dari pengambilan keputusan logis. Tetapi jika hal ini tidak relevan untuk Anda, mungkin Anda cenderung pada sekitar 21% dari orang dewasa Amerika yang setuju dengan pernyataan: “Memenangkan lotre merupakan cara paling praktis [bagi saya] untuk mengumpulkan beberapa ratus ribu dolar. ”

Untuk pengungkapan mitos-mitos lainnya, cek di artikel Seri Mythbusters selanjutnya mengenai Otak Kanan versus Otak Kiri.

 

Sumber asli: http://info.hoganassessments.com/blog/mythbusters-people-are-rational

Read More

Mengulik Kepribadian Menggunakan Hogan Assessments

personality

Hogan Assessments adalah alat tes yang merupakan hasil pengembangan riset selama lebih dari 30 tahun. Keunggulan Hogan Assessments, antara lain:

  • Tes kepribadian yang dikembangkan khusus untuk memprediksi kinerja (job performance), bukan untuk tujuan lain, misalnya klinis.
  • Identity vs Reputation. Meskipun asesmen diisi oleh individu yang bersangkutan (self-report), namun Hogan Assessments tidak menekankan bagaimana individu melihat dirinya (identity), namun memfokuskan pada bagaimana individu dengan profil tersebut digambarkan oleh orang lain di tempat kerjanya (reputasi)
  • Data Hogan Assessments dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan dalam fungsi manajemen SDM, mulai dari seleksi, promosi, pengembangan kepemimpinan, pengembangan tim, coaching, talent management.
  • Terbukti memprediksi performa kerja, serta memiliki norma global, yang didukung oleh hasil riset yang kaya dari berbagai belahan dunia.
hogan assessment
hogan assessment

Terdapat 3 (tiga) alat tes Hogan Assessments untuk mengukur kepribadian, yaitu:

  1. Hogan Personality Inventory (HPI)
  2. Hogan Development Survey (HDS)
  3. Motives, Values, Preferences Inventory (MVPI)

Menggunakan ketiga alat tes secara komplit maka Anda akan mendapatkan deskripsi hasil pengukuran yang komprehensif. Akan tetapi, baik HPI, HDS maupun MVPI dapat digunakan secara terpisah yang disesuaikan dengan tujuan pengukuran atau kebutuhan diadakannya asesmen tersebut.

Kata Kunci Artikel ini:

  • tes hogan
  • contoh tes hogan
  • tes kepribadian hogan
  • contoh soal experd
  • contoh soal value and motives inventory
  • contoh soal tes hogan
  • contoh tes Values and Motives Inventory
  • interpretasi hogan tes
  • pertanyaan tes Values and Motives Inventory
  • contoh soal hogan assessment

Read More